Tuesday, 9 April 2013

She Said Once and Now Its My Turn....


She said  “Bukan dia dengan sikapnya, tapi mereka dengan opininya yang mematikan karakter saya”.
Dia yang saya kenal adalah seseorang yang membuktikan opini mereka dengan sikapnya. Dan bukan tujuannya untuk mematikan karakter seseorang, tetapi bagaimana menyayangi seseorang dengan caranya sendiri.

She said  “Bukan mereka yang mengaku kenal sekali, tapi saya yang menjalankannya yang tahu rasanya dan apa yang dia lakukan”.
Jika mengenalnya, tau akan sikapnya, kenal akan tabiatnya maka akan menikmati perasaannya.

She said  “Dia yang terkenal baik membuat saya pasrah, tunduk dan terkekang dalam gejolak hati nurani”.
Kebaikannya malah membuat saya terlalu bebas, dapat menikmati hari dengan santai tanpa ada rasa ketakutan apalagi terkekang.

She said “Saya tersiksa ketika dengan semena-mena dia mengancam menurunkan saya di tengah jalan dengan alih-alih bercanda dengan mimik muka serius.”
Dia yang saya kenal  bukan seorang laki-laki yang tega menelantarkan wanitanya di tengah jalan tanpa ada alasan jelas, dia adalah laki laki jenaka yang selalu penuh dengan tawa dan bertanggung jawab. karna saat saya melarikan diri darinya, dia akan mencari saya, sampai dia menemukan saya kembali lalu mempertanggung jawabkan kepada pemiliknya.

She said “Saya terluka ketika terlontar kata-kata kasar dari bibirnya.”
Dia yang saya kenal  adalah orang yang tempramen dan apa adanya. Kata kasar mewakili dirinya jika dirinya merasa marah, kesal dan spontanitas.  Sakit memang, tapi dia sadar akan kata-katanya yang menyakitkan saya dan akhirnya kata pertanggung jawaban yang sepantasnya, dia lontarkan secara lembut.

She said  “Dan hati saya meronta ketika saya hanya bisa diam menuruti apa maunya, terlena dengan sifatnya yang munafik dan egois, dan tidak mampu membela diri saya.”
Dia yang bersama saya hingga saat ini adalah seorang yang hampir tidak pernah menuntut saya apalagi memaksa kemauannya terhadap saya. Malah saya berfikir, saya yang terlalu menuntutnya ini itu. Hanya 1 yang dia minta dari saya, "pengertian terhadap semua persoalan yang akan kita hadapi".

She said “Baginya semua itu 'biasa saja'..”
Baginya itu semua masih bisa ditolerin dan dimaafkan. dan memang bukan hal yang "luar biasa"

She said “Mereka bilang dia sangat menghargai wanita.
Apakah dengan latar berpacaran dalam waktu yang kilat menjadi wajar untuk berciuman?
Dan ketika kita menolak dia ngambek dan berusaha menggunakan doktrin lain untuk melemahkan ideologi saya dan pasrah menuruti inginnya.
Itukah contoh sikap menghargai menurut mereka yang kenal betul itu?”
Dia bukan orang yang memaksakan kehedak orang lain, apalagi melemahkan ideologi seseorang. Jika memang benar memiliki ideologi, orang itu tidak akan mudah dipatahkan sekalipun dengan berbagai dokrin yang mematikan. Bukan dia yang tidak bisa menghargai wanita, tapi bagaimana wanita harus dapat menjaga dirinya sendiri. slama wanita menilai dirinya dengan harga yang mahal akan semakin dia meninggikanmu. Dan saya kenal betul siapa dia. Dia adalah seorang yang menjaga saya yang disayangi dari berbagai hawa nafsunya.

She said “Semua ini berawal dari kebodohan saya yang terlalu singkat dalam mengambil keputusan untuk menerimanya tanpa tahu dia lebih dalam, hanya karena dia Jawa tulen dan seiman, sehinga tanpa beban jugalah baginya untuk selalu marah dan meminta putus pada saya.
Dan anggapannya bahwa semua laki-laki bisa jadi pacar saya.”
Hubungan adalah satu pembelajaran bagaimana cara mempertahankan. saya selalu melawan jika dia selalu menganggap enteng suatu hubungan. tidak berfikir dengan cara seperti ini saya adalah seorang pecundang, tetapi menerima kelemahan orang menjadi suatu kelebihan yang berbuah manis. Dan akhirnya masa itu tiba pada saya, kini dia adalah seseorang yang selalu mengerti dan meredam semua emosi kami.

She said “Sekarang saya bebas, bukan lagi budak yang dirantai dengan batu yang geraknya terbatas. Saya bebas bersua tanpa ngeri akan opini publik tentang saya dan takut ditinggal lagi.”
Dia bukan seorang yang hobi menawan hati wanita, memenjarakan semua hari-hari yang saya miliki, malahan dia memeberi ruang yang luas untuk saya mencapai apa yang saya inginkan. Dan dia tidak pernah pergi, tetapi mengajari saya agar tidak selalu berlari jika ada masalah.

She said ”Bung, tidak semua laki-laki bisa memenangkan hati saya. Anda patut bersyukur karena mendapat kesempatan yang dinanti oleh tidak sedikit kaummu. Yang rela jungkir balik demi saya tapi terpaksa saya kecewakan dengan memberi kesan tidak peduli atau menjauh ketika orang-orang itu ingin berbicara hal yang esensial tersebut. Saya tidak mau sedikitpun untuk memanfaatkan mereka. Itu alasannya.”
Dia selalu mengajarkan saya bersyukur dengan apa yang saya dapat sekalipun itu mengecewakan. Dia tidak pernah merasa angkuh jika dapat mencapai yang diinginkan, dia malah takut dirinya merasa sombong. Dan yang lebih hebatnya, dia tidak pernah menyesal mendapatkan mu sekalipun kamu telah berdusta atas semua sikapnya.  

She said ”Saya memberi Anda kesempatan karena saya mau sayang tulus apa adanya bukan ada apanya yang bisa saja saya peroleh dari mereka yang rela demi saya.”
Dia selalu berkata bahwa tulus itu tidak bisa dilihat, tulus hanya dapat dirasakan. Dia selalu menunjukkan sikap asli yang dia punya tanpa dibuat-buat apalagi sampai timbul kemunafikan. Dia bukan pula seorang yang memberi janji-janji indah terhadap saya, dia tidak pernah memuji berlebih apalagi mengeluarkan kata-kata manis yang akan memebuat saya terbang tinggi, tetapi dia adalah seorang yang melihat saya dengan apa adanya saya.

She said “Maaf juga, bukan Vixion Anda yang memikat hati saya, karena banyak roda empat yang sudah mengantar saya sampai rumah.”
Dia yang saya kenal, selalu mengajarkan saya tentang kesederhanaan, bukan memamerkan harta yang sebenarnya itupun juga bukan hasil keringat kita sendiri, tetapi masih merengek meminta belas kasian orang tua akan kebutuhan fasilitas.

She said  “Pertanyaan Anda untuk mengganti motor yang saya tolak itu karena Papah saya tidak suka saya ke rumah laki-laki, siapapun itu. Bukan karena saya matre.”
Dia yang saya kenal selalu mengajarkan saya untuk melihat dua sisi orang, karena masing-masing orang mempunyai alasan tersendiri mengapa mereka sampai melakukan hal seperti itu. bukan semata-mata keegoisan, tapi entah itu prisip, kebutuhan dan sebagainya. Dan dia yang saya kenal selalu mengajarkan saya tentang berfikir positif, bukan hanya berfikir dari pola pikir diri sendiri.

Terakhir, saya kenal dia adalah sosok yang lembut, penyayang tetapi tegas. Orang yang tidak suka mengeluh, mengangkat derajat orang yang dicintainya menjadi orang yang dihargai oleh orang lain, dan mengajari saya menjadi wanita dewasa yang sabar.

Fin…

No comments:

Post a Comment

Wikipedia

Search results